Jumat, 10 Januari 2014

Komunikasi Interpersonal



NAMA            : ASEP WIDODO
KELAS           : 3PA04
MK                  : PSIKOLOGI MANAJEMEN
TUGAS           : 15


TUGAS SOFTKILL PSIKOLOGI MANAJEMEN

A.   Komunikasi Interpersonal
Hakekat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurannya. Menurut Carl I. Hovland dalam Fajar (2009:37), komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan dapat dibuktikan bahwa dalam berkomunikasi komunikator memilih waktu yang tepat untuk suasana pesan, bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti, sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif, jenis kelompok di mana komunikasi akan dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan tujuan komunikasi.

Menurut Fajar (2009:39) tujuan dari komunikasi itu sendiri diantaranya adalah:
1.Mengubah sikap (to chance the attitude)
2.Mengubah opini atau pendapat atau pandangan (to change the opinion)
3.Mengubah perilaku (to change the behavior)
4.Mengubah masyarakat (to change the society)

Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk memberikan stimuli sebagai daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih pun. Komunikasi interpersonal juga penting bagi kabahagian hidup manusia.
            Komunikasi interpersonal dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam tujuan komunikasi interpersonal yaitu komunikasi ini memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita.
Menurut Fajar (2009:78-80) tujuan komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut :
1.Mengenal diri sendiri dan orang lain.
2.Mengetahui dunia luar
3.Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
4.Mengubah sikap dan perilaku
5.Bermain dan mencari hiburan
6.Membantu

Tujuan-tujuan komunikasi interpersonal yang diuraikan di atas dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu:
a.Tujuan-tujuan ini dapat dilihat sebagai faktor-faktor motivasi atau sebagai alasan-alasan mengapa kita terlibat dalam komunikasi interpersonal. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kita membantu orang lain untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang.
b.Tujuan-tujuan ini dapat dipandang sebagai hasil efektif umum dari komunikasi interpersonal. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa sebagai suatu hasil dari komunikasi interpersonal, kita dapat mengenal diri kita sendiri, membuat hubungan lebih baik bermakna dan memperoleh pengetahuan tentang dunia luar.

B.     Model pengolahan informasi
Penelitian pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan pemberian urutan operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam pelaksanaan tugas kognitif tertentu ( Anderson,1980, hlm.13). bidang lain yang termasuk dalam psikologi kognitif ialah sub ranah bahasa perumpamaan, memori, persepsi, intelegensi buatan, dan perkembangan kognitif.
Istilah “pengolahan Informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu kearah studi individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.
Teori pengolahan informasi berbeda dengan teori belajar yang khas dalam tiga hal:
1. Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau suatu rancangan penelitian tertentu.
2. Adanya perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif.
3. Derajat penekanannya pada soal belajar.

Sumber:
·         Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu





Tidak ada komentar:

Posting Komentar