Tugas
Softskill
NAMA : Asep Widodo
KELAS : 2Pa04
NPM :
11511248
Tulisan1
Konsep Sehat
Setiap
orang memiliki pandangan yang berbeda mengenai konsep sehat. Konsep sehat
menurut saya, sehat adalah suatu keadaan yang baik atau normal pada jasmani,
rohani dan sehat itu tidak hanya dilihat dari keadaan normal secara fisik
melainkan dilihat juga keadaan normal secara mentalnya baru itu bisa dikatakan
sehat yang sesungguhnya. Upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan
yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan
dan persalinan. Sehat sesuatu yang berguna untuk melakukan aktivitas.
Upaya
kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat.Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai “keadaan lengkap
fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan
bahwa kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan
dari kehidupan.
Pengertian sehat menurut WHO
adalah suatu keadaan
yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan. Dan beberapa pengertian sehat lainnya yaitu diantaranya :Sehat
adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan
diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan
stabilitas dan integritas struktural. ( Menurut Pender, 1982 )
Sehat / kesehatan
adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(
Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)Sehat adalah fungsi efektif dari
sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan untuk
perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self care Resouces :
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Actions merupakan
perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan
dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual. (Menurut Paune, 1983)
v Sejarah dan
perkembangan kesehatan mental
Kesehatan mental
sepertinya psikologi muncul semenjak manusia ada dari mulai zaman pra sejarah
sampai sekarang. Namun tidak terlalu diperhatikan dan lebih dikaitkan dengan
kepercayaan terhadap faham animisme yaitu bahwa dunia diawasi atau dikuasai
oleh roh-roh atau dewa-dewa. Seperti kepercayaan orang Yunani pada saat itu.
Suatu aliran yang berpendapat bahwa
gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak
pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan,
Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan
mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang
melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe
Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk
memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit
Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan
tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan
mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit.
Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan
kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.
Era Modern
Perubahan luar biasa dalam sikap dan
cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi
abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush
(1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah
sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics (orang gila atau
sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan
cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam
ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Pada tahun 1909, gerakan mental
Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene
ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena
jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder of the MentalHygiene
Movement.� Dia
terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan
gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Secara hukum, gerakan mental
hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika
presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act.,
yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan
mental seluruh warga masyarakat.
Bebarap tujuan yang terkandung dalam
dokumen tersebut meliputi
1) Meningkatkan kesehatan mental
seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, investigasi,
eksperimen, penayangan kasus-kasus, diagnosis, dan pengobatan.
2) Membantu lembaga-lembaga pemerintah
dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi
antara para peneliti dalam melakukan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil
penelitiannya.
3) Memberikan latihan terhadap para
personel tentang kesehatan mental.
4) Mengembangkan dan membantu negara
dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap
para pengidap gangguan mental.
Pada tahun 1950, organisasi mental
hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association
for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga
pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan
mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World
Federation forMental Health dan The World Health Organization.
v PENDEKATAN
KESEHATAN MENTAL
Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang umumnya
digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi
tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang
tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik
artinya tidak ada keluhan fisik. Sedang sehat mental artinya tidak ada keluhan
mental. Dalam ranah psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak menimbulkan
masalah ketika kita berurusan dengan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa
yang gejalanya adalah kehilangan kontak dengan realitas. Orang-orang seperti
itu tidak merasa ada keluhan dengan dirinya meski hilang kesadaran dan tak
mampu mengurus dirinya secara layak. Pengertian sehat mental dari orientasi
klasik kurang memadai untuk digunakan dalam konteks psikologi. Mengatasi
kekurangan itu dikembangkan pengertian baru dari kata ‘sehat’. Sehat atau
tidaknya seseorang secara mental belakangan ini lebih ditentukan oleh kemampuan
penyesuaian diri terhadap lingkungan. Orang yang memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat digolongkan sehat mental.
Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak
sehat mental.
Orientasi Penyesuaian Diri
Dengan menggunakan orientasi
penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks
lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma
lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat
atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Ukuran sehat
mental didasarkan juga pada hubungan antara individu dengan lingkungannya.
Seseorang yang dalam masyarakat tertentu digolongkan tidak sehat atau sakit
mental bisa jadi dianggap sangat sehat mental dalam masyarakat lain. Artinya
batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang absolut. Berkaitan dengan
relativitas batasan sehat mental, ada gejala lain yang juga perlu
dipertimbangkan. Kita sering melihat seseorang yang menampilkan perilaku yang
diterima oleh lingkungan pada satu waktu dan menampilkan perilaku yang
bertentangan dengan norma lingkungan di waktu lain. Misalnya ia melakukan
agresi yang berakibat kerugian fisik pada orang lain pada saat suasana hatinya
tidak enak tetapi sangat dermawan pada saat suasana hatinya sedang enak. Dapat
dikatakan bahwa orang itu sehat mental pada waktu tertentu dan tidak sehat
mental pada waktu lain. Lalu secara keseluruhan bagaimana kita menilainya?
Sehatkah mentalnya? Atau sakit? Orang itu tidak dapat dinilai sebagai sehat
mental dan tidak sehat mental sekaligus.
Dengan contoh di atas dapat kita
pahami bahwa tidak ada garis yang tegas dan universal yang membedakan orang
sehat mental dari orang sakit mental. Oleh karenanya kita tidak dapat begitu
saja memberikan cap ‘sehat mental’ atau ‘tidak sehat mental’ pada seseorang.
Sehat atau sakit mental bukan dua hal yang secara tegas terpisah. Sehat atau
tidak sehat mental berada dalam satu garis dengan derajat yang berbeda. Artinya
kita hanya dapat menentukan derajat sehat atau tidaknya seseorang. Dengan kata
lain kita hanya bicara soal ‘kesehatan mental’ jika kita berangkat dari
pandangan bahwa pada umumnya manusia adalah makhluk sehat mental, atau
‘ketidak-sehatan mental’ jika kita memandang pada umumnya manusia adalah
makhluk tidak sehat mental. Berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan
mental perlu dipahami sebagai kondisi kepribadian seseorang secara keseluruhan.
Penentuan derajat kesehatan mental seseorang bukan hanya berdasarkan jiwanya
tetapi juga berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan seseorang
dalam lingkungannya.
Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai taraf
kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan
potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan
dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata yang menjadi
pengendali utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang bukanlah akal
pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan kadang-kadang sangat
menentukan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak selamanya perasaan
tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya, pikiran tunduk kepada
perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara pikiran dan perasaanlah
yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan wajar.
Sehingga dapat dikatakan bahwa
tujuan Hygiene mental atau kesehatan mental adalah mencegah timbulnya gangguan
mental dan gangguan emosi, mengurangi atau menyembuhkan penyakit jiwa serta
memajukan jiwa. Menjaga hubungan sosial akan dapat mewujudkan tercapainya
tujuan masyarakat membawa kepada tercapainya tujuan-tujuan perseorangan
sekaligus. Kita tidak dapat menganggap bahwa kesehatan mental hanya
sekedar usaha untuk mencapai
kebahagiaan masyarakat, karena kebahagiaan masyarakat itu tidak akan menimbulkan
kebahagiaan dan kemampuan individu secara otomatis, kecuali jika kita masukkan
dalam pertimbangan kita, kurang bahagia dan kurang menyentuh aspek individu,
dengan sendirinya akan mengurangi kebahagiaan dan kemampuan sosial.
Sumber :
Wong, Dona L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol
1.Buku Kedokteran
Dra. M.M Nilam Widyarini, M.Si. 2009. Kunci Pengembangan
Diri. Jakarta: PT Gramedia
http://cardiacku.blogspot.com/2012/06/konsep-sehat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar